>> Thursday, December 31, 2009

Bahaya Kemunafikan Di Tengah Kita
Aidh Abdullah al-Qarni
Disediakan oleh: Ibrahim Zakie

1. Dusta
Menurut Ibnu Taimiyah: “Dusta merupakan salah satu rukun kekufuran, Allah Swt. telah menyebut dalam al-Qur’an mengenai nifak yang selalu diikuti dengan kata dusta. Oleh itu, jika menyebutkan kata dusta, dia menyebutkan kata nifak” Seperti dalam (Q.S Munâfiqûn/63:1)
Jika berdusta didorong canda atau keseriusan atau berdusta karena alasan tertentu atau dalih untuk mengelak, maka ini bagian dari nifak
“Celaka bagi orang yang berbincang-bincang, dia berdusta, karena ingin mentertawakannya, celakalah ia..celakalah ia..” Hr Ahmad

2. Ingkar Janji
Berdasarkan hadis Nabi Saw. “jika berjanji mengingkari”. Siapa yang telah berjanji dengan seseorang muslim dan jika mereka mengingkarinya makanya mereka telah jatuh dalam kekotoran nifak. “Tidak ada iman bagi orang yang tidak menunaikan amanat dan tidak ada agama pada orang yang tidak menepati janji”. Hr Ahmad
Allah berfirman dalam (Q.S al-Baqarah/2:27) “mereka adalah orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi mereka itulah orang-orang yang rugi”.

3. Melampau Batas Jika Berselisih
Berdasarkan hadis Nabi Saw. “jika berselisih, melewati batas”. Menurut para ulama, siapa yang berselisih antara manusia kemudian melewati batas, maka dipastikan dalam hatinya telah terjangkiti penyakit nifak.

4. Tidak Menepati Janji
Siapa pun yang tidak menepati janji tepat waktu dan tidak disiplin, maka keduanya tanda nifak. Hal ini Nampak dalam ketidak disiplinan kaum muslimin untuk menepati janji antara mereka. Siapa saja yang berjanji kepadamu dalam jam, hari atau tempat lalu dia mengingkari janjinya tanpa ada halangan atau uzur, maka ketahuilah dalam dirinya terdapat cabang nifak.
Salah seorang sosok shalih jika berjanji kepada saudaranya selalu berkata: InsyaAllah, antara kita tidak ada janji, jika saya bisa, saya akan hadir, jika tidak maka mohon maaf”.

5. Malas Dalam Beribadah
Dalam hari mereka ada was was syaitan karena syetan mau beranak pinak dalam hati manusia. Jika munafik, mereka membebani kaki-kaki dengan rantai sehingga berat ke mesjid. Maka waspadalah. Ini tidak berarti bahwa orang yang melaksanakan shalat akan terhindar dari nifak. Mengingat kaum munafik dulu juga melaksanakan shalat bersama rasul tapi shalat mereka dipenuhi kemalasan dan kehampaan. Mereka tidak melakukannya dengan kekuatan dan hidup. Seperti dalam (Q.S. an-Nisa’:142).
وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاَةِ قَامُوا كُسَالَى
“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas”.

6. Riya’ Dalam Beribadah
Tanda orang munafik adalah riya’. Ia beramal dan berbicara demi mengejar prestise di kalangan manusia. Semoga kita dibersihkan Allah dari unsur riya’ dan sum’ah, mengingat keduanya merupakan penyakit yang berbahaya. Jika seseorang terjangkiti maka amalannya akan rusak. Riya bisa merasuki apa saja, seluruh ibadah, mulai dari memberi nafkah, shalat, zikir, puasa dan lain-lain. “Yang paling aku takuti menimpa kalian adalah syirik kecil, para sahanbat bertanya apakah itu, nabi menjawab riya’.”Hr Ahmad.
يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلاَّ قَلِيلاً
“Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. (Q.S. an-Nisa’:142).

7. Lalai Dalam Beribadah
Dalam al-Qur’an (Q.S. an-Nisa’:142) Allah menjelaskan bahwa mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Akan tetapi Allah tidak menyebut bahwa mereka tidak menyebut Allah, tapi “mereka zikir, hanya saja zikirnya itu sangat sedikit”. Mereka berzikir dan bertasbih, sedang lisan dan hatinya mati, tidak semangat untuk berzikir. Maka bagi seorang muslim haruslah berbuat seperti hadis Nabi Saw.:
لا يزال لسانك رطبا من ذكر الله
“Sentiasalah lisanmu subur dengan zikir kepada Allah.” Hr Ahmad

8. Tergesa-gesa Dalam Sembahyang
Mereka shalat dalam keadaan tergesa-gesa. Maka tidak ada tumakninah, tertib, sedikit berzikir dalam shalat, gersangnya hati, tidak tertanamnya keagungan, kehebatan dan kedudukan Allah dalam hatinya. Semua itu adalah tanda-tanda munafik. Dalam hadi Nabi Saw. menyebut: “Hingga matahari menguning, barulah ia bangkit dan shalat 4 rakaat secepat kilat, ia tidak berzikir kpd Allah kecuali sedikit.” Hr muslim

9. Melecehkan Terhadap Sosok Para Saleh
Dalam kehidupan, kita akan temukan sosok-sosok munafik dalam berbagai kesempatan yang disibukkan untuk mencemooh manusia-manusia shalih. Maka terlontarlah istilah ayau sebutan ekstrimis, kaku dan lain-lainnya. Mereka sama sekali tidak merenyuh untuk mengomentari perbuatan Yahudi dan Kristen, tidak pula mencemooh Komunis atau orang-orang zindik, yang menyibukkan benaknya dari pagi hingga pagi lagi, hanyalah untuk mempermalukan orang-orang soleh yang taat beribadat kepada Allah.

10. Mempermainkan al-Qur’an dan al-Sunnah
Allah berfirman:
قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ... لاَ تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
"Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman”. (Q.S al-Taubah: 55,56)
Ayat ini diturunkan kepada kaum munafik yang melaksanakan shalat, puasa, berjihad bersama Rasulullah, tapi mereka berada di majlis Rasul dengan dua wajah. Mereka berani berkata, “kami tidak temukan sosok seperti para pembaca al-Qur’an maksunya para sahabat yang sangat besar perutnya dan sangat bodoh ketika bertemu”.
Maka Allah menurunkan ayat di atas bagi menyatakan kekufuran mereka. membuka kebusukan dan keburukan mereka.

11. Berlindung Di Balik Sumpah
Perbuatan sumpah adalah merupakan penjaga atau pelindung buat mereka. Bagi mereka sangat mudah untuk mengucapkan sumpah padahal mereka hanyalah seorang penipu. Allah berfirman:
اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
“Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan”. (Q.S al-Mujadilah:16).

12. Terpaksa Dalam Berinfak
Mungkin saja dalam kehidupa, kita sering melihat sosok munafik yang berinfak, bersedekah, menyumbangkan apa pun untuk membangun masjid dan lain-lain. Akan tetapi mereka hanya berinfak karena dorongan lain, seperti mengejar kemasyhuran, menyaingi teman, mencari prestise di kalangan masyarakat.

13. Meremehkan Muslim dan Mengunggulkan Kafir
Di antara tanda munafik adalah mereka banyak mengeluh dan berkata: “uhhh... orang kafir lebih kuat daripada orang Islam”. Atau, “mampu nggak ya oran Islam mengalahkan musuh-musuh yang memiliki senjata-senjata mutakhir, bom-bom nuklir dan bom atom? Pati nggak bisa deh”.
Umat Islam selalu berada dalam kondisi lemah, miskin dan tak ada kekuatan, hal ini sentiasa dijadikan senjata kaum munafik untuk mematahkan semangat orang Islam. Seringkali kita saksikan orang munafik dari Barat menceritakan keagungan Negara mereka dan menjadi protipe kaum kafir dan penjajah asing. Mereka melemahkan kaum muslimin dengan berbagai cara. Allah berfirman:
إِنْ يَنْصُرْكُمْ اللَّهُ فَلاَ غَالِبَ لَكُمْ
“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu” (Q.S Ali Imran: 160)

14. Membesarkan Yang Kecil Dan Mengecilkan Yang Besar
Oran munafik biasanya sering membesar-besarkan kejadian. Jika terjadi hal yang mudah dia mempersulitkan dan memperbesarkan, jika mendengar satu orang mujahid terbunuh, komentarnya “saya mendengar 100 orang mujahid terbunuh”. As-Sya’bi berkata: “Jika kita buat 99 kebaikan maka dengan 1 kesalahan saja, dia dapat melupakan kita”. Allah berfirman:
لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لاَ يُجَاوِرُونَكَ فِيهَا إِلاَّ قَلِيلاً
“Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar”. (Q.S al-Ahzab: 60).

15. Berpaling Dari Takdir
Ketika kaum muslimin berangkat ke medan Uhud, kaum munafik malah mengompori, “jangan pergi dan jangan berperang. Duduklah bersama kami”. Kaum muslimin tidak mengacuhkan ocehannya dan tetap pergi berperang. Di antara kaum muslimin ada yang syahid fi sabilillah di medan perang. Kaum munafik berkata: mereka nggak mau dengar nasihat dan wasiat kami, malah mereka tidak mengacuhkan kami, andai saja mereka mendengarkan kami, niscaya mereka tidak akan tebunuh”. Allah berfirman:
الَّذِينَ قَالُوا ِلأَخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا قُتِلُوا قُلْ فَادْرَءُوا عَنْ أَنْفُسِكُمْ الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh. Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar." " (Q.S Ali Imran: 168)
Mereka berpendapat: “siapa pun yang mati, baik di rumah kaca atau dengan pedang, sama saja. Yang ini mati dan yang itu juga mati”.

16. Mengumpat Orang-Orang Saleh
Setelah mereka bertemu dengan orang shaleh lalu mereka mengumpat, mengejek, melecehkan kehormatan dengan ghibah sesama mereka.
سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ
“mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan”. (Q.S al-Ahzab:19)

17. Meninggalkan Sembahyang Berjemaah
mereka dilihat secara zahir adalah mempunyai kesihatan, kuat, banyak waktu dan tidak ada syar’i, lalu dia mendengaar azan akan tetapi tidak berangkat ke masjid. Maka ketahuilah mereka adalah dalam golongan munafik.
“Tidak ada yg meninggalkan solat jemaah melainkan munafik yang telah diketahui kenifakannya.” Hr muslim

18. Merusak Dengan Dalih Kebaikan
Dalam kehidupan, kita bisa lihat orang-orang senantiasa menebarkan namimah di kalangan masyarakat, atau ia bersaksi dusta, atau saling membunuh antara saudara dengan saudaranya, antara ayah dengan anaknya, menyebar kekalutan. Ia laksana bara api yang membakar rumah-rumah dan menghancurkan masyarakat.
Jika di tanya kenapa melakukan ini, maka di jawabnya bahwa demi Allah mereka melakukannya demi kebaikan. Padahal mereka hanyalah menginginkan kerusakan.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لاَ تُفْسِدُوا فِي الأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ أَلاَ إِنَّهُمْ هُمْ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لاَ يَشْعُرُونَ
“Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”.(Q.S al-Baqarah:11-12)

19. Penampilan Luar Bertolak-Belakang Dengan Yang Tersembunyi Dalam Hati
Secara lahiriah mereka membenarkan kerasulan Nabi Muhammad, namun Allah mendustakan apa yang tersembunyi dalam hati mereka.
إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta”.(Q.S al munafiqun: 1)

20. Maukan Kenikmatan Tapi Mental Pengecut
Kenikmatan dalam tabiat munafik hanya terfokus pada makan dan minum saja, tiada niat untuk mentaat yaitu kenikmatan iman. Mereka sama sekali tidak memikirkan dakwah Islam, menghancurkan kerusakan atau beramar makruf nahi mungkar. Semuanya sirna dalam benak mereka. Akan tetapi mereka sangat takut dengan ancaman atau bencana yang dating dari Allah. Ketika perang, gunung berapi meletus, tanah runtuh dan sebagainya.
يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ
“mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka”.(Q.S al munafiqun: 4)

21. Mengajukan Alasan Dusta
Dalam kitab-kitab sirah yang di ceritakan bahwa Jadd bin Qais ketika Rasul bersabda kepadanya: “yuk keluar berjihad”..lalu mereka berkata, “Ya rasul, saya ini pria yang rentan terkena fitnah saya mengkhawatirkan pendengaran dan penglihatan saya”.
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلاَ تَفْتِنِّي أَلاَ فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا
“Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah." Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah”. (Q.S al-Taubah: 49)

22. Memasyarakatkan Kemungkaran Dan Melarang Perbuatan Makruf
Mereka senantiasa mendukung kemungkaran dan menghalangi perbuatan ma’ruf. Mereka sangat gencar menebar perbuatan –perbuatan keji di kalangan orang-orang beriman, misalnya aktif mensosialisasikan anti hijab bagi kaum perempuan.
Mereka aktif memasyarakatkan nyanyian-nyanyian, majalah porno, narkoba dan perbuatan mungkar lainnya. Otomatis setiap perkara makruf mereka menjadi penghalang utama dan benteng penentang kebaikan. Karena mereka menginginkan kebaikan semakin terpinggir, ilmu semakin sedikit dan terbenamnya dakwah dalam hiruk pikuk budaya permisif mereka.
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنْ الْمَعْرُوفِ
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf”. (Q.S al-Taubah: 67)

23. Pelit Karena Enggang Menyumbangkan Kebaikan
Orang-orang munafik sangat bakhil dalam hal-hal kebajikan. Mereka menggenggam tangan mereka dan tidak mahu bersedekah atau menginfakkan sebahagian harta mereka untuk kebaikan, padahal mereka orang yang mampu dan cukup.
وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“dan mereka menggenggamkan tangannya (berlaku kikir). Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik”. (Q.S al-Taubah: 67)

24. Melupakan Allah Karena Sedikit Berzikir
Segala sesuatu berkaitan duniawi akan diingat selalu, kecuali Allah s.w.t. Oleh sebab itu, mereka sentiasa ingat kepada keluarga, anak-anak, nyanyian-nyanyian, bernafsu serakah dan segala sesuatu yang berhubung dengan duniawi yang keterlaluan. Dalam fikiran dan batin mereka tidak pernah terlintas untuk mengingati (zikir) kepada Allah s.w.t. kecuali sebagai penyamaran semata-mata.
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ
“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah”. (Q.S al-Mujadilah: 19)

25. Mendustakan Tawaran Allah
Firman Allah:
وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلاَّ غُرُورًا
“dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata :"Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya." (Q.S al-Ahzab: 12)
Sebab turun ayat ini adalah ketika Rasul menggali parit dan menyatakan tawaran untuk kisra dan kaisar, lalu orang munafik mencemoh dan mentertawakannya.

26. Sibuk Memperindahkan Penampilan Luar Melupakan Hakikat Batin
Penenampilan luar mereka sangat menawan akan tetapi, batinya diliputi mental khianat, perusak dan rapuh.
وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ
“dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar”. (Q.S al munafiqun: 4)

27. Agitatif Dan Congkak
Sosok yang selalu menampakkan dirinya bijaksana, paham, cendekia, alim, murabbi dan kemas, padahal hakekatnya mereka tidak demikian.
وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ
“dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka”.(Q.S al munafiqun: 4)

28. Tidak Memahami Agama
Orang-orang munafik tidak sama sekali memahami perkara-perkara agama. Dia tahu bagaimana mengenderai kereta dan mengerti perihal enjinnya. Dia juga mengetahui hal-hal remeh-temeh dan pengetahuan yang tidak pernah memberi manfaat kepadanya meskipun tidak mendatangkan mudarat baginya. Akan tetapi apabila ditanyakan tentang persoalan agama mereka seringkali mengelak atau tidak boleh menjawab.
وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاَ يَفْقَهُونَ
“tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami”. (Q.S al munafiqun: 7)

29. Malu Terhadap Manusia, Tidak Malu Dengan Allah Ketika Bermaksiat
Orang munafik menganggap ringan perkara-perkara terhadap Allah s.w.t. MenentangNya dengan melakukan pelbagai kemungkaran dan kemaksiatan secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi ketika dia berada di tengah-tengah manusia, dia menunjukkan sebaliknya; berpura-pura taat kepada Allah. Mereka menganggap remeh dengan penglihatan Allah, padahal Allah mengetahui segalanya.
يَسْتَخْفُونَ مِنْ النَّاسِ وَلاَ يَسْتَخْفُونَ مِنْ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لاَ يَرْضَى مِنْ الْقَوْلِ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا
“mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan”. (Q.S an-Nisa’: 108)

30. Bergembira Ria Dengan Musibah Dan Merasa Sedih Dengan Rahmat Yang Menimpa Kaum Muslimin
Firman Allah:
إِنْ تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكَ مُصِيبَةٌ يَقُولُوا قَدْ أَخَذْنَا أَمْرَنَا مِنْ قَبْلُ وَيَتَوَلَّوا وَهُمْ فَرِحُونَ
“Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: "Sesungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan kami (tidak pergi perang)" dan mereka berpaling dengan rasa gembira”.(Q.S al-Taubah: 50)
Orang munafik apabila mendengar berita bahawa seorang yang soleh ditimpa musibah dia akan berasa gembira lalu menyebar luaskan berita tersebut dengan perasaan gembira. "Hanya Allahlah tempat memohon pertolongan. Kami telah mendengar bahawa si fulan telah ditimpa musibah begini dan begitu, semoga Allah memberi kesabaran kepada dia dan kita."Padahal di dalam hatinya cukup merasa senang dan bangga di atas penderitaan orang beriman tersebut."

Read more...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP